header entertainesia

Sesat Sesaat, Novel Ringan dengan Bahasan Berat

Post a Comment
Sesat Sesaat, novel karya Ali Munthohar
Sesat Sesaat adalah karya dari Ali Munthohar. Setelah sekian lama, Miminesia tidak berhasil menuntaskan sebuah buku. Tadi malam akhirnya saya berhasil menyelesaikan novel ini hanya dalam sekali duduk.

Sebagaimana judul yang Miminesia sematkan, novel ini membahas sesuatu yang berat, tapi terasa ringan karena pilihan bahasa yang digunakan mudah dipahami. Walaupun sang penulis yang seorang Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, memasukkan unsur puisi dan beberapa majas metafora di dalam novelnya, menurut saya masih yang bisa dengan cepat dipahami dan nggak bikin kening berkernyit.

Jujur, first impression saya saat membaca novel ini senyum-senyum sendiri. Soalnya ada beberapa part yang terasa relate dengan perjalanan spiritual Miminesia.
Tuhan memang unik, pada logika manusia yang tak pernah mampu menggapainya. Setiap manusia diberikan jalan sesat oleh Tuhan melalui pikiran dan perasaan. Tenang, Tuhan tak seceroboh itu. Setiap sesat sudah diatur Tuhan untuk sesaat. Tapi, manusia seringkali terlalu menikmati kesesatannya..
Saya sangat setuju dengan kalimat epilog yang dipilih oleh penulis untuk mengakhiri novel ini dengan manis. Bahwasanya setiap manusia pernah berada dalam jalan kesesatannya masing-masing. Bahkan sesungguhnya kesesatan manusia tak lepas dari campur tangan Tuhan.

Bisa jadi manusia sengaja dibuat sesat dulu, agar kemudian kembali pada Tuhan dalam kondisi yang lebih baik dan utuh dari sebelumnya. Yang awalnya beragama hanya karena warisan dari orang tua, menjadi lebih beriman dalam kesungguhan.

Sekilas tentang Sesat Sesaat


Judul Buku: Sesat Sesaat, Mencari Jawaban atas Keberadaan Tuhan
Penulis: Ali Munthohar
Editor: Lila Aulia
Penata Sampul: JSI Studio
Penata Letak: JSI Studio
ISBN: 978-623-360-151-1
Penerbit: CV. Jendela Sastra Indonesia Press
Halaman: VIII + 149
Harga: Rp60.000,-

Fyi, Ali Munthohar adalah salah seorang teman kerja yang baru Miminesia kenal dua bulanan ini. Btw, cerita soal saya memutuskan untuk kembali bekerja di ranah publik, insya Allah soon bisa dibaca di Marita’s Palace yaks.

Pak Ali, begitu Miminesia dan teman-teman di tempat kerja memanggil sosok laki-laki muda ini. Dia adalah seorang guru yang diamanahi mengajar anak-anak berkebutuhan khusus di salah satu PKBM di kota Semarang.

Mengintip dari Instagram-nya @alimunthohar, buku ini bukan buku pertamanya. Pak Ali juga sudah menerbitkan tiga buku antologi puisi sebelumnya. Namun untuk buku solo, Sesat Sesaat adalah novel pertamanya.

Menikmati gaya bahasa Pak Ali, ingatan saya terlempar ke masa-masa kuliah dan aktif berteater, saat masih sering bermain-main dengan kata dalam karya fiksi. Novel ini mampu membumbungkan lagi semangat saya untuk memulai ide yang lama saya kubur untuk dituntaskan menjadi sebuah cerita utuh.

Sesat Sesaat berkisah tentang perjalanan spiritual dari tokoh utama bernama Al, yang tak lain adalah sang penulis sendiri. Bagaimana diceritakan Al ini beragama Islam hanya karena warisan.

Tak hanya itu, Al juga merasa terkekang karena harus belajar agama di madrasah akibat budaya di desanya. Jadi memang di beberapa desa di Indonesia, sudah jadi hal umum bahwa seorang anak belajar di dua tempat berbeda.

Paginya di sekolah negeri, dan siangnya di madrasah yang khusus mengajarkan agama. Masih ditambah malamnya mengaji di TPQ.

Al merasa hari-harinya menjemukan karena selalu berkutat dengan belajar agama dan tidak memiliki pilihan lain untuk menolak perintah bapak ibunya. Dalam perjalanannya, Al semakin bertanya-tanya Tuhan itu sebenarnya di mana, seperti apa, dan kenapa begini begitu lainnya.

Perjalanan spiritual Al terus berlangsung hingga kemudian Al duduk di bangku kuliah. Jauh dari orang tua, kesesatan Al semakin menjadi. Beberapa hal yang dilarang dalam agama justru dilakukannya.

Apalagi Al kuliah di Semarang, yang cukup berjarak dari kota asalnya, Pati. Saat kuliah pula, Al bertemu dengan perempuan ke sekian yang berhasil membuatnya jatuh hati. Perempuan ini bernama Sari.

Sayangnya karena kondisi keluarga dengan latar belakang agama berbeda, kisah kasih Al dan Sari harus terputus di tengah jalan. Al kemudian sibuk dengan dunia politik kampus, dan mencalonkan diri menjadi ketua organisasi mahasiswa paling bergengsi di kampus.

Kesibukan sebagai ketua organisasi menyeret Al semakin jauh dalam kesesatan. Seperti apakah kesesatan Al dan apakah Al bisa menemukan Tuhan yang dicarinya?

Tentu saja tak asyik kalau Miminesia jabarkan di artikel ini dong. Silakan Entertain Holic bisa menghubungi penulis melalui Instagram untuk mengadopsi novel kece ini.

Hikmah dari Sesat Sesaat, Novel Karya Ali Munthohar

Hasil dari baca semalaman novel besutan Pak Ali ini, saya mendapat banyak sekali insight, antara lain:
  • Mewarisi agama dari orang tua tidaklah cukup. Sebaiknya Entertain Holic juga melakukan pencarian agar keimanan bisa menjadi lebih kuat, bukan sekadar mengikuti arahan dari orang tua tetapi beriman secara penuh kesadaran.
  • Birrulwalidain atau berbakti kepada orang tua adalah salah satu jalan agar Entertain Holic tak tersesat dalam waktu lama. Dari kisah Al, saya belajar bahwasanya keinginan kuatnya dalam memegang janji kepada orang tua, khususnya ibu, bisa menyelamatkan Al dari perilaku-perilaku negatif yang bisa merugikannya di kemudian hari.
  • Sebagai orang tua, saya belajar dari sosok orang tua Al tentang cara menanamkan agama kepada anaknya. Walau masih menggunakan metode orang zaman old, tetapi pengasuhan mereka menjadi warisan kenangan tersendiri bagi Al. Kalau Al tidak mendapat kenangan itu dari kedua orang tuanya, bisa saja sesatnya nggak cuma sesaat.
  • Setiap manusia ada masanya akan melakukan pencarian jati diri, pencarian asal muasal dirinya, visi misi hidupnya. Sejauh Entertain Holic melangkah, tersesat itu hal yang terbiasa. Namun yang luar biasa adalah bisa menyadari ketersesatan itu dan kembali menemukan jalan pulang.
Hmm, apa lagi ya? Coba deh Entertain Holic baca buku ini lalu tambahkan apa hikmah yang kamu dapatkan setelah membaca novel karya Ali Munthohar ini.

Biar makin penasaran, Entertain Holic bisa intip teasernya di YouTube Channel Pak Ali @sarjanasesat:


Honestly, terbersit sedikit rasa iri di hati saya membaca perjalanan hidup Al. Terutama pada dua hal; tentang bagaimana orang tua Al memberikan penanaman agama kepadanya, juga bagaimana Al bisa menikmati belajar di madrasah dan Pondok Pesantren. Dua hal tersebut tidak pernah saya rasai sepanjang hidup.

Btw, setelah melihat keseharian Pak Ali dan gaya bahasa dalam novel pertamanya ini, jujur Miminesia malah kepo bagaimana kalau Pak Ali menuliskan catatannya dalam mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Pasti ada banyak cerita unik bin menarik.

Plus saya juga jadi bertanya-tanya, kira-kira Pak Ali dalam menjalani profesinya saat ini Sesat Sesaat atau tidak ya? Buat Miminesia, sangat mengagumkan di usia yang masih muda, Pak Ali berani mengajar anak berkebutuhan khusus. Sabar pula, Masya Allah..

So, ditunggu novel-novel berikutnya ya, Pak Ali. Buat Entertain Holic, siap-siap untuk Sesat Sesaat bersama karya Pak Ali yang satu ini ya! My rate for the novel: 8.5/ 10. See you on another book review.***
Marita Ningtyas
A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

Related Posts

Post a Comment